Jumat, 05 Juni 2015

Ojek Syahdan



Komunitas terakhri yang kami kunjungi untuk survey dan wawancara adalah komunitas ojek Syahdan yang kami lakukan pada malam hari tanggal 5 Juni 2015. Untuk komunitas ini yang memiliki jumlah orang lebih banyak ternyata tidak semuanya merupakan orang Jakarta asli karena sebgain ada yang berasal dari daerah Jawa yang merantau utnuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik lagi. Pekerjaan sebagai tukang ojeg mau tidak mau mereka lakukan karena memang pekerjaan inilah yang mereka dapatkan di Jakarta ini. Pendapatan yang mereka dapatkan ternyata sama dengan ketiga komunitas lainnya yaitu 100-150 ribu per hari yang mungkin hal tersebut dikarenakan sebagian pengguna jasa mereka adalah mahasiswa kampus.
Untuk pekerjaan sebagai tukang ojek mereka mengatakan menjadi tukang ojek sudah cukup baik dan merupakan pekerjaan yang halal yang epnting mereka bisa mencari nafkah dan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka.
Suka duka yang mereka dapatkan adalah suak dimana mereka menjadi mengenal banyak teman dan tempat-tempat baru namun untuk dukanya diakrenakan seringkali ada pelanggan yang suka memiliki tukang ojek padahal setiap orang dan rute yang digunakan pun kurang lebih sama. Mengenai pembegalan memang ternyata setiap orang pastinya memiliki rasa takut, beigut juga dengan ojek di daerah Kampus BINUS Syahdan ini, namun mereka tetap menjalani pekerjaan ini walaupun memiliki ketakutan karena memang inilah pekerjaan mereka.


Ojek Mandala



Komunitas ketiga ojek di sekitar BINUS University adalah komunitas ojek di Mandala. Kami melakukan kunjungan pada tanggal 5 Juni 2015. Dikarenakan jadwal kuliah tiap orang yang ebrbeda kami selalu melakukan kunjungan pada malam hari. Kami emndapatkan jawaban yang sama yang dimana ojek ini merupakan orang asli Jakarta. Tidak ada pekerjaan lain yang mereka lakukan selain menjadi tukang ojek di sekitar kampus BINUS. Pendapatan yang mereka pun tidak tentu per harinya namun kurang lebihb sama sekitar 100-150 rupiah.
Menjadi tukang ojek adalah pekerjaan yang patut mereka syukuri, karena bagaimana pun pekerjaan sebagai tukang ojek masih lebih baik daripada mereka mendapatkan penghasilan dari pekerjaan yang tidak baik.
Suka dan duka yang mereak kurang lebih sama yaitu lebih mengenal banyak tempat dan teman baru sedangkan untuk duka berhubungan juga dengan penghasilan yang mereka dapatkan, ketika ada seorang pelanggan yang ingin menggunakan jasa mereka terkadang serignkali terjadi tawar menawar padahal harga yang mereka tawarkan untuk jasa mereka memang sudah sesuai dengan biaya yang harus mereka keluarkan.
Ketakutan akan terjadinya pembegalan yang serign terjadi tentu saja ada, tetapi tetap jalani saja karena memang inilah pekerjaan mereka.


Ojek Eleven


Kunjungan kedua kami lakukan kembali ke sebuah komunitas ojek di daerah BINUS University pada tanggal 7 Mei 2015 namun kepada komunitas yang berbeda. Komunitas ojek kedua yang kami datangi adalah tukan gojek Seven Eleven. Sebagai survey kami kemudian memberikan pertanyaan yang sama untuk tukang ojek yang berpusat di Seven Eleven ini. Ternyata sama tukang ojek di Seven Eleven ini juga merupakan orang asli Jakarta. Pendapatan yang mereka dapatkan perhari pun kurang lebih sama antara 100.000 - 150.000 rupiah per harinya dikarenakan yang menaiki jasa ojek mereka tidak lain adalah mahasiswa, selain dari mahasiswa mereka juga sudah memiliki beberapa langganan.
Bagaimana dengan kesukaan mereka terhadap pekerjaan sebagai tukang ojek ini ? Mau bagaimana karena memang pekerjaan sebagai tukang ojek inilah yang memang mereka dapatkan dan bisa kerjakan, mungkin memang sudah takdirnya sehingga mereka bawa happy saja karena pekerjaan yang dikerjakan dengan kebahagiaan akan memberikan dampak yang baik juga.
Suka duka tentu mereka miliki dalam kehidupan mencari penghasilan sehari-hari, suka yang mereka dapatkan karena mereka semakin mengenal banyak orang dan memiliki banyak teman baru namun untuk dukanya terkadang ada beberapa penumpang yang seringkali meminta diskon padahal biaya yang mereka keluarkan untuk jasa mereka sudah sesuai.
Ketakutan akana danya begal juga sama mereka rasakan tapi mereka mengatakan mau bagaimana lagi karena itulah salah satu resiko ketakutan yang mereka akan dapatkan sebagai tukang ojek.



Ojek Batusari


Pada tanggal 10 April 2015, saya bersama teman sekelompok saya sebagai mahasiswa BINUS University melakukan kunjungan ke sebuah komunitas yang tidak resmi terdaftar namun sudah banyak sekali ada di masyarakat Indonesia ini.
Adalah komunitas Tukang Ojek yang seringkali ditemui di daerah kampus BINUS University. Kuunjungan pertama kami menuju ke Ojek Batusari. Wawancara singkat yang kami lakukan mendapatkan jawaban bahwa ternyata tukang ojek disana adalah orang asli Jakarta. Selain menjadi tukang ojek sebagian dari mereka juga memiliki pekerjaan lain seperti emnagntar barang sebagai ojek online tetapi mereka bukan termasuk ke dalam komunitas Gojek yang sekarang sedang ramai di kehidupan masyarakat.
Sebagai tukang ojek, penghasilan atau pendapatan mereka bertumpu pada berapa banyak orang yang menggunakan jasa mereka yang terutama di daerah kampus sebagian ebsar adalah mahasiswa. Perharinya mereka bisa mendapatkan penghasilan sebanyak 100-150ribu rupiah.
Ketika kami bertanya apakah mereka menyukai pekerjaan sebagai tukang ojek, pekerjaan yang diberikan adalah pekerjaan sebagai tukang ojeg mau tidak mau mereka lakukan karena memang inilah pekerjaan mereka dan semakin lama menjadi tukang ojek pun mnejadi hobi mereka sendiri.
Menjadi tukang ojek memiliki suka duka tertentu, suka yang mereka dapatkan sebagai sebuah komunitas adalah banyaknya teman yang mereka temui ketika berkumpul bersama bahkan sudah menjadi seperti keluarga. Untuk duka berhubungan dengan pendapatan mereka karena terkadang ada saja penumpang yang tidak mau membayara dengan alasan tertentu.
Kami bertanya kepada mereka mengenai begal yang sedang marak dibicarakan belakangan ini, apakah mereka takut? Tentu mereka takut, tapi mereka ibadah jadi mereka tetap harus melewati cobaan yang ada dalam hidup.



Nama : Yuki Tjan
NIM : 1701308561